Akibat dari retaknya hubungan rumah tangga, akibat dari ketidak harmonisan rumah tangga. Akibat rusaknya hubungan antara suami dan istri. Kesemuanya yang paling mendapatkan dampak buruknya, bukanlah si ayah maupun si ibu dari keluarga yang retak tersebut. Namun sang anaklah yang akan mendapatkan keburukan-keburukan yang diakibatkan dari broken home ini.
Seperti artikel yang saya tulis sebelum-sebelumnya. Pada dasarnya anak broken home memiliki 3 jalur utama di dalam hidupnya. Dan kesemuanya sangat dipengaruhi oleh tindakan orang tua, keluarga dan lingkungannya. 3 jalan yang diambil oleh anak broken home tersebut adalah.
1. Kenakalan remaja
2. Menutup diri dan depresi
3. Normal seperti anak-anak lainnya
Ya, ke-3 jalan tersebutlah yang akan dipilih secara mau atau tidak mau oleh sianak broken home tadi. Apabila orang tuanya lalai, dan keluarganya pun tidak mau peduli. Maka sudah jelas adanya, Pasti masa depan si anak akan menjadi suram.
Untuk selengkapnya simak beberapa dampak negatif keluarga broken home bagi anak di bawah ini.
# Dampak buruk atau efek negatif broken home bagi anak laki-laki / perempuan
1. Kurangnya kasih sayang
Hampir sama dengan anak yatim, anak piatu, maupun anak yatim piatu. Anak yang berada dalam keluarga broken home, hari-harinya tidak akan lagi sama seperti keluarga normal yang lainnya.
Dengan hilangnya ibu atau ayah dari dalam rumah tangga. Maupun terjadinya kekerasan dalam rumah tangga. Maka si anak tadi otomatis akan banyak mengalami tekanan mental yang berat. Kurang kasih sayang dan perhatian.
2. Kurangnya pengawasan dan perhatian
Jika seorang anak hidup dalam keluarga yang tidak harmonis. Pastinya salah satu atau kedua orang tuanya kebanyakan tidak peduli lagi dengan dirinya.
Karena ego dan amarah dari orang tua, mereka berdua jadi sibuk dengan urusan masing-masing. Sehingga kewajiban mengurusi anak menjadi dilupakan. Pada akhirnya si anak akan kurang pengawasan dan perhatian dari orang tua. Sehingga nantinya mereka mudah terjerumus ke jalan yang salah, salah melangkah di dalam hidupnya.
3. Hilangnya figur keluarga ( sosok ayah / ibu)
Tidak seperti keluarga yang normal lainnya. Dimana kedua orang tua mereka perhatian dengan anaknya, setiap hari mereka saling berkomunikasi, bercanda tawa, berbagi suka dan duka. Si anak bisa minta ini dan itu, curhat ke orang tua, liburan bersama, dan sebagainya.
Tapi bagi anak yang berada di keluarga broken home. Semua impian yang indah tersebut akan musnah. Hari demi hari diisi dengan kekosongan. Hilangnya sosok figur ayah atau juga ibu dalam keluarga. Akan membuat si anak kehilangan arah, dan kebingungan menentukan jalan hidupnya.
4. Kesedihan yang mendalam
Sudah jelas adanya, jika rumah tangga tidak harmonis lagi. Setiap hari orang tua saling cek-cok, marah-marah, adu mulut, bentrok ngak jelas, piring berterbangan, suara tangisan dan sebagainya. Pastinya hal ini dapat mempengaruhi perasaan si anak.
Anak akan menjadi tertekan, mereka akan merasa takut dan sedih terhadap apa yang sedang dialaminya. Akibat dari semua ini, tak jarang banyak anak broken home yang lari dari rumahnya, membuat onar dan berlaku nakal. Selain itu tak sedikit pula yang depresi dan ada niatan yang tidak-tidak dibenaknya.
5. Kesepian
Yap, kesedihan yang paling mendalam bagi anak broken home adalah kesepian. Mereka tidak tahu mau berbuat apa, tidak ada lagi kebahagiaan di dalam rumah. Mau minta ini dan itu tidak tahu mau ngomong apa. Setiap hari selalu mendengar dan melihat pertengkaran orang tua.
Apalagi jika si ibu atau ayah sudah bercerai dan punya ayah atau ibu tiri. Maka semuanya akan menjadi lebih canggung, sepi, dan tidak tahu apa yang harus diperbuatnya.
6. Kenakalan remaja
Seperti yang sudah tersebut diatas. Apabila didalam rumah sudah tidak ada lagi kebahagiaan. Sudah tidak ada lagi keharmonisan. Maka sudah jelas si anak akan mencari pelampiasan dengan cara berbaur di lingkungan luar sana.
Mereka berupaya mencari teman atau hiburan yang kiranya dapat membuat ia lupa akan kesedihan dan penderitaannya. Dari sinilah banyak kasus dimana si anak terjerumus kedalam lingkungan yang salah, semuanya karena kurangnya perhatian dan pengawasan dari orang tua.
Akibatnya ya gitu, si anak menjadj nakal, pemberontak, suka berbuat onar di mana-mana.
7. Rentan mengalami gangguan psikis
Selain memiliki potensi berbuat kenakalan. Anak korban broken home juga rentan mengalami gangguan atau masalah dalam psikisnya. Mereka rentan menjadi seorang yang tertutup, menutup diri dari lingkungan luar. Menjadi pendiam, pemalu, canggung, suka bersedih, tidak bisa bergaul, depresi dan paling parah ada yang menyimpan dendam terhadap orang tuanya.
Ya, semua tergantung dari latar belakang keluarga. Jika si anak berasal dari keluarga yang berada. Pastinya mereka akan berusaha untuk memakai bahan-bahan yang terlarang, guna untuk melepaskan semua masalah yang ada di benaknya. Dan jika mereka berasal dari keluarga yang kurang berada, pastinya mereka akan lebih sering menutup diri di dalam rumah. Ngenolep, jadi kuper, minder dan kurang percaya diri.
8. Jadi pembully atau sering terbully
Dari kedua hal yang tersebut diatas. Yakni kenakalan remaja dan anak yang rentan dengan gangguan psikis semisal depresi. Maka sudah jelas adanya. Kalau nantinya si anak rentan untuk menjadi seorang pembully atau juga malah sering di bully.
9. Mudah terjerumus ke jalan yang sesat / pengaruh lingkungan
Karena kurangnya kasih sayang, kurangnya pengawasan dan perhatian dari orang tua. Maka si anak tadi wajar saja jika mereka akan mudah terpengaruh dan terjerumus kedalam lingkungan yang tidak baik. Lingkungan yang salah, lingkungan yang jahat, yang dapat merusak moral, dan hidup mereka.
10. Sakit hati dan trauma
Ya, dari berbagai perlakuan yang mereka terima. Tak jarang banyak sekali anak korban broken home yang sakit hati. Mereka menyimpan rasa dendam dan benci dengan salah satu atau kedua orang tuanya yang telah menyia-nyiakannya.
Akibat dari semua ini, tentunya mereka akan lebih sering untuk berbuat kejahatan atau malah enggan untuk mengulangi hal yang sama seperti yang dialami oleh kedua orang tuanya. Misalnya seperti menikah, dan sebagainya. Mereka jadi trauma lah.
Ya, begitulah berbagai dampak buruk yang dapat terjadi didalam keluarga yang broken home. Sekali lagi gara-gara orang tua, hancurlah masa depan si anak broken home tadi.
Maka bagi anda para orang tua diluar sana, sayangilah anak anda. Didik mereka dengan baik, didik agama, moral dan ilmu pengetahuan mereka. Jangan biarkan mereka mengambil jalan yang salah. Cukup kami-kami saja yang mengalami pahitnya jadi anak broken home, jangan sia-siakan anak anda.
Seperti artikel yang saya tulis sebelum-sebelumnya. Pada dasarnya anak broken home memiliki 3 jalur utama di dalam hidupnya. Dan kesemuanya sangat dipengaruhi oleh tindakan orang tua, keluarga dan lingkungannya. 3 jalan yang diambil oleh anak broken home tersebut adalah.
1. Kenakalan remaja
2. Menutup diri dan depresi
3. Normal seperti anak-anak lainnya
Ya, ke-3 jalan tersebutlah yang akan dipilih secara mau atau tidak mau oleh sianak broken home tadi. Apabila orang tuanya lalai, dan keluarganya pun tidak mau peduli. Maka sudah jelas adanya, Pasti masa depan si anak akan menjadi suram.
Untuk selengkapnya simak beberapa dampak negatif keluarga broken home bagi anak di bawah ini.
# Dampak buruk atau efek negatif broken home bagi anak laki-laki / perempuan
1. Kurangnya kasih sayang
Hampir sama dengan anak yatim, anak piatu, maupun anak yatim piatu. Anak yang berada dalam keluarga broken home, hari-harinya tidak akan lagi sama seperti keluarga normal yang lainnya.
Dengan hilangnya ibu atau ayah dari dalam rumah tangga. Maupun terjadinya kekerasan dalam rumah tangga. Maka si anak tadi otomatis akan banyak mengalami tekanan mental yang berat. Kurang kasih sayang dan perhatian.
2. Kurangnya pengawasan dan perhatian
Jika seorang anak hidup dalam keluarga yang tidak harmonis. Pastinya salah satu atau kedua orang tuanya kebanyakan tidak peduli lagi dengan dirinya.
Karena ego dan amarah dari orang tua, mereka berdua jadi sibuk dengan urusan masing-masing. Sehingga kewajiban mengurusi anak menjadi dilupakan. Pada akhirnya si anak akan kurang pengawasan dan perhatian dari orang tua. Sehingga nantinya mereka mudah terjerumus ke jalan yang salah, salah melangkah di dalam hidupnya.
3. Hilangnya figur keluarga ( sosok ayah / ibu)
Tidak seperti keluarga yang normal lainnya. Dimana kedua orang tua mereka perhatian dengan anaknya, setiap hari mereka saling berkomunikasi, bercanda tawa, berbagi suka dan duka. Si anak bisa minta ini dan itu, curhat ke orang tua, liburan bersama, dan sebagainya.
Tapi bagi anak yang berada di keluarga broken home. Semua impian yang indah tersebut akan musnah. Hari demi hari diisi dengan kekosongan. Hilangnya sosok figur ayah atau juga ibu dalam keluarga. Akan membuat si anak kehilangan arah, dan kebingungan menentukan jalan hidupnya.
4. Kesedihan yang mendalam
Sudah jelas adanya, jika rumah tangga tidak harmonis lagi. Setiap hari orang tua saling cek-cok, marah-marah, adu mulut, bentrok ngak jelas, piring berterbangan, suara tangisan dan sebagainya. Pastinya hal ini dapat mempengaruhi perasaan si anak.
Anak akan menjadi tertekan, mereka akan merasa takut dan sedih terhadap apa yang sedang dialaminya. Akibat dari semua ini, tak jarang banyak anak broken home yang lari dari rumahnya, membuat onar dan berlaku nakal. Selain itu tak sedikit pula yang depresi dan ada niatan yang tidak-tidak dibenaknya.
5. Kesepian
Yap, kesedihan yang paling mendalam bagi anak broken home adalah kesepian. Mereka tidak tahu mau berbuat apa, tidak ada lagi kebahagiaan di dalam rumah. Mau minta ini dan itu tidak tahu mau ngomong apa. Setiap hari selalu mendengar dan melihat pertengkaran orang tua.
Apalagi jika si ibu atau ayah sudah bercerai dan punya ayah atau ibu tiri. Maka semuanya akan menjadi lebih canggung, sepi, dan tidak tahu apa yang harus diperbuatnya.
6. Kenakalan remaja
Seperti yang sudah tersebut diatas. Apabila didalam rumah sudah tidak ada lagi kebahagiaan. Sudah tidak ada lagi keharmonisan. Maka sudah jelas si anak akan mencari pelampiasan dengan cara berbaur di lingkungan luar sana.
Mereka berupaya mencari teman atau hiburan yang kiranya dapat membuat ia lupa akan kesedihan dan penderitaannya. Dari sinilah banyak kasus dimana si anak terjerumus kedalam lingkungan yang salah, semuanya karena kurangnya perhatian dan pengawasan dari orang tua.
Akibatnya ya gitu, si anak menjadj nakal, pemberontak, suka berbuat onar di mana-mana.
7. Rentan mengalami gangguan psikis
Selain memiliki potensi berbuat kenakalan. Anak korban broken home juga rentan mengalami gangguan atau masalah dalam psikisnya. Mereka rentan menjadi seorang yang tertutup, menutup diri dari lingkungan luar. Menjadi pendiam, pemalu, canggung, suka bersedih, tidak bisa bergaul, depresi dan paling parah ada yang menyimpan dendam terhadap orang tuanya.
Ya, semua tergantung dari latar belakang keluarga. Jika si anak berasal dari keluarga yang berada. Pastinya mereka akan berusaha untuk memakai bahan-bahan yang terlarang, guna untuk melepaskan semua masalah yang ada di benaknya. Dan jika mereka berasal dari keluarga yang kurang berada, pastinya mereka akan lebih sering menutup diri di dalam rumah. Ngenolep, jadi kuper, minder dan kurang percaya diri.
8. Jadi pembully atau sering terbully
Dari kedua hal yang tersebut diatas. Yakni kenakalan remaja dan anak yang rentan dengan gangguan psikis semisal depresi. Maka sudah jelas adanya. Kalau nantinya si anak rentan untuk menjadi seorang pembully atau juga malah sering di bully.
9. Mudah terjerumus ke jalan yang sesat / pengaruh lingkungan
Karena kurangnya kasih sayang, kurangnya pengawasan dan perhatian dari orang tua. Maka si anak tadi wajar saja jika mereka akan mudah terpengaruh dan terjerumus kedalam lingkungan yang tidak baik. Lingkungan yang salah, lingkungan yang jahat, yang dapat merusak moral, dan hidup mereka.
10. Sakit hati dan trauma
Ya, dari berbagai perlakuan yang mereka terima. Tak jarang banyak sekali anak korban broken home yang sakit hati. Mereka menyimpan rasa dendam dan benci dengan salah satu atau kedua orang tuanya yang telah menyia-nyiakannya.
Akibat dari semua ini, tentunya mereka akan lebih sering untuk berbuat kejahatan atau malah enggan untuk mengulangi hal yang sama seperti yang dialami oleh kedua orang tuanya. Misalnya seperti menikah, dan sebagainya. Mereka jadi trauma lah.
Ya, begitulah berbagai dampak buruk yang dapat terjadi didalam keluarga yang broken home. Sekali lagi gara-gara orang tua, hancurlah masa depan si anak broken home tadi.
Maka bagi anda para orang tua diluar sana, sayangilah anak anda. Didik mereka dengan baik, didik agama, moral dan ilmu pengetahuan mereka. Jangan biarkan mereka mengambil jalan yang salah. Cukup kami-kami saja yang mengalami pahitnya jadi anak broken home, jangan sia-siakan anak anda.
10 Dampak negatif broken home terhadap anak
4/
5
Oleh
Yorn
Semua komentar di moderasi terlebih dahulu. Jadi komen anda tidak akan langsung tampil.